SELAMAT DATANG DI PONDOK PESANTREN DIGITAL ULUMUNA F KEDUDUKAN BUDAK DALAM ISLAM | PUSTAKA ULUMUNA >

FIQIH

Diberdayakan oleh Blogger.

KEDUDUKAN BUDAK DALAM ISLAM


عَنْ الْمَعْرُورِ بْنِ سُوَيْدٍ قَالَ لَقِيتُ أَبَا ذَرٍّ بِالرَّبَذَةِ وَعَلَيْهِ حُلَّةٌ وَعَلَى غُلَامِهِ حُلَّةٌ فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ إِنِّي سَابَبْتُ رَجُلًا فَعَيَّرْتُهُ بِأُمِّهِ فَقَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا ذَرٍّ أَعَيَّرْتَهُ بِأُمِّهِ إِنَّكَ امْرُؤٌ فِيكَ جَاهِلِيَّةٌ إِخْوَانُكُمْ خَوَلُكُمْ جَعَلَهُمْ اللَّهُ تَحْتَ أَيْدِيكُمْ فَمَنْ كَانَ أَخُوهُ تَحْتَ يَدِهِ فَلْيُطْعِمْهُ مِمَّا يَأْكُلُ وَلْيُلْبِسْهُ مِمَّا يَلْبَسُ وَلَا تُكَلِّفُوهُمْ مَا يَغْلِبُهُمْ فَإِنْ كَلَّفْتُمُوهُمْ فَأَعِينُوهُمْ 
Artinya: “Diriwayatkan dari Ma’rur bin Suwaid, ia berkata ‘Saya bertemu Abu Dzarr di Rabdzah, ia memakai mantel begitu juga budaknya’, saya bertanya kepadanya tentang itu, ia menjawab: ‘Saya telah menghina seseorang dengan cara menghina ibunya, kemudian Nabi SAW berkata kepada saya ‘Hai Abu Dzarr apakah engkau menghina ibunya? Sesungguhnya engkau masih mempunyai sifat jahiliyyah, saudara-saudara kalian adalah tanggungan kalian, Allah menjadikan mereka di atas kekuasaan (tanggungan) kalian, maka barang siapa yang saudaranya berada di bawah kekuasaannya, jika dia makan berilah makanan seperti yang dia makan, jika dia berpakaian berilah seperti yang dia pakai, janganlah kalian membebani mereka sesuatu yang di luar batas kemampuan mereka. Jika kalian membebani mereka maka bantulah mereka’”.

Penjelasan Singkat Perawi Hadis
Abu Dzar al-Ghifari nama aslinya adalah Jundub bin Junadah. Ghifar adalah suatu kabilah atau suku yang tidak ada bandinganya tentang jarak tempuhnya menuju Makah. Suku Ghifar terkenal jahat, bengis dan kejam. Orang yang menyatakan diri memeluk Islam di tengah-tengah Ghifar, nyawanya belum tentu selamat. Abu Dzar mempunyai taktik yang jitu. Ia berjalan sempoyongan seperti musafir yang kehabisan makan di tengah-tengah padang pasir. Padahal tujuan utamanya adalah untuk bertemu Rasulullah SAW. Kerinduan pada Rasulullah SAW membuat Abu Dzar berhasil melewati perjalanan jauh yang penuh musuh. Sehingga ia berhasil berjumpa dengan Rasulullah dan menyatakan dirinya masuk Islam dengan bersyahadat di depan Rasulullah SAW. Ia termasuk sahabat generasi awal yang masuk Islam.
Abu Dzar disuruh pulang ke Ghifar setelah masuk Islam, namun dirinya enggan sebelum menyatakan syahadat di depan ka’bah. Akhirnya ia menuju ka’bah untuk memenuhi janjinya. Namun yang terjadi malah ia di kroyok oleh orang-orang kafir yang ada disekitar ka’bah. Abu Dzar kemudian menuruti perintah Rasulullah SAW untuk kembali ke Ghifar. Setelah beberapa hari kemudian datanglah rombongan yang muncul dari kejauhan padang pasir, seraya ingin menyerang kaum muslim, namun rombongan itu menyerukan “Allahu Akbar”, ternyata pimpinan tersebut bernama Abu Dzar Al-Ghifari. Ia sukses mengajak Bani Ghifar untuk memeluk Islam. Ia meninggal pada tahun 32 H di Rabdzah (sebuah desa di Madinah) pada masa Utsman bin Affan.

Penjelasan Hadis
Islam mengajarkan untuk saling menghormati dan menyayangi. Ajaran yang mulia ini tidak memandang hanya pada orang-orang tertentu saja, tetapi pada seluruh manusia bahkan hewan maupun tumbuhan. Salah satunya dalam bahasan ini adalah menyayangi budak. Budak adalah orang yang mengabdi pada seorang Tuan. Hanya ada pada masa Islam awal. Sekarang ini sudah tidak ada budak. Adapun pembantu rumah tangga itu bukan termasuk budak.
Hadis di atas menjelaskan bahwa budak mempunyai kedudukan yang sama dengan tuannya dalam tiga hal:
1.     Makanan
Jika sang tuan makan ayam, budak pun harus di beri makan ayam. Aktivitas budak adalah aktivitas tuan, tenaga budak adalah tenaganya tuan, jadi makanannya budak haruslah makanannya tuan.
2.     Pakaian
Budak harus dihormati. Tidak boleh di hina dan di caci. Ia punya hak untuk disamakan dengan tuannya. Kehormatan tuan juga ada pada kehormatan budaknya. Seorang tuan akan terangkat kedudukannya jika ia punya budak, karena hal ini merupakan identitas bahwa ia adalah orang yang berilmu atau kaya. Namun hal ini tidak teridentifikasi jika ia tidak punya budak. Maka budak sangat penting dalam kedudukan seseorang.
3.     Pekerjaan
Seorang tuan biasanya enggan untuk melakukan pekerjaan yang berat, wajar karena ia adalah manusia yang memiliki sifat malas dan enggan. Budak juga punya sifat kemanusiaan, maka seharusnya tuan memikirkan akan hal ini. Pekerjaan budak harus standar dengan pekerjaan tuan. Jika pekerjaan budak berat, tuan juga harus ikut merasakan beratnya. Tuan harus membantu budak jika pekerjaan budak terasa berat.


Tiga hal di atas merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh manusia. Makanan, pakaian dan pekerjaan adalah tiga hal yang menjadikan manusia mempunyai kehidupan yang ideal. Bentuk kasih sayang dalam ajaran Islam melalui ketiga hal tersebut membuktikan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin.
demikian artikel ini, semoga bermanfaat.....amiiiinnnnnn.....
Title : KEDUDUKAN BUDAK DALAM ISLAM
Description : عَنْ الْمَعْرُورِ بْنِ سُوَيْدٍ قَالَ لَقِيتُ أَبَا ذَرٍّ بِالرَّبَذَةِ وَعَلَيْهِ حُلَّةٌ وَعَلَى غُلَامِهِ حُلَّةٌ فَسَأَلْتُهُ عَنْ ذَ...

0 Response to "KEDUDUKAN BUDAK DALAM ISLAM"

Posting Komentar

Contact me

Powered by 123FormBuilder | Report abuse